Kamis, 19 Maret 2009

TIKUS DAN URET MENYERANG TANAMAN PADI

Tikus dan Uret Serang Tanaman Padi di Gunungkidul
Hama tikus dan uret menyerang tanaman padi di Kabupaten Gunungkidul. Hama tikus yang semula hanya menyerang kawasan selatan, kini mulai merambah kawasan utara. Sedikitnya lima hektar tanaman padi di Kecamatan Nglipar diserang tikus. Bila tidak segera dilakukan pengendalian, serangan akan meluas hingga 60 hektar. Sedangkan serangan hama uret telah melanda ratusan hektar tanaman padi di empat kecamatan meliputi Tanjungsari, Tepus, Playen dan Wonosari. Para petani mengaku bingung, sebab sudah berulangkali memberi obat pembasmi uret, namun tak juga menghilang.
Khusus menghadapi serangan hama tikus, instansinya sudah melakukan pengendalian sekitar 135 hektar di wilayah selatan. Selain membantu racun tikus, juga menggerakkan para petani untuk melakukan gropyokan. "Hasil gerakan ini memang sudah mulai terasa, tetapi masyarakat tidak boleh lengah karena meski sudah banyak tikus yang tertangkap dan beberapa areal sudah dalam kondisi terkendali, tetapi hama tikus selalu beranak-pinak, padahal mendeteksi tetapi harus aktif untuk melakukan kegiatan, karena untuk mendeteksi populasi tikus tidak mudah," tambahnya.
Dijelaskan, serangan hama tikus bersifat sporadis (setempat-setempat) karena dipengaruhi persediaan makanan yang ada. Meski di suatu hamparan tanaman padi terdapat populasi tikus namun jika masih ada tanaman ketela pohon, biasanya tikus tidak menyerang tanaman padi dan memilih memakan umbi singkong. Jika sumber makanan lain sudah tidak ada, terpaksa tikus menyerang tanaman padi.
Dipaparkan, untuk membasmi hama tikus, Dinas Pertanian Gunungkidul telah membantu lebih dari tiga kuintal racun tikus seperti Retgon, Phiton, Petrocum Clerat. Sementara obat pembasmi uret sudah dikirim jamur Metarizyum sebagai pengendali hayati yang lebih efektif karena pemakaiannya dapat dicampur dengan pupuk kandang. Hanya saja penggunaan agen hayati tersebut tidak bereaksi secara spontan, butuh waktu untuk membunuh uret. Tidak seperti penggunaan racun kimia yang dapat membunuh uret secara cepat kendati tidak mampu membunuh seluruh populasi. Jamur Metarizyum akan menyerang uret dan menularkan ke uret lainnya sehingga kendati efeknya lambat, tetapi dapat membasmi uret dalam satu populasi.
Kelambanan reaksi pengendali uret hayati tersebut membuat petani putus asa. Mereka menganggap racun uret bantuan pemerintah tersebut tidak manjur. Seperti dikemukakan Suradal, petani di Sidorejo, Tepus dan Subur penduduk Logandeng. Menurut kedua petani tersebut obat hama uret bantuan dari Dinas Pertanian tidak manjur. "Sekalipun sudah diberi obat yang cukup banyak, hama uret tak juga hilang. Bahkan serangan uret kali ini terbilang cukup ganas karena mampu merusak tanaman padi, kami berharap ada solusi dan bantuan dari Pemkab Gunungkidul untuk mengatasi hal ini," ujar Suradal yang menambahkan, akibat serangan uret hasil panen padi hanya sekitar 40 persen yang tentu saja membuat petani merugi.
Kendati ada serangan hama, tetapi secara umum pertumbuhan tanaman di Gunungkidul cukup bagus karena curah hujannya cukup memadai. Jika tahun-tahun sebelumnya sering terjadi pedatan (hujan menghilang) pada awal pertumbuhan, sampai memasuki tahun 2009 ini cukup aman dari gangguan

1 komentar: