Selasa, 28 April 2009

PENGALAMAN KU

Aku setelah menyelesaikan ulangan umum,liburan ketempat nenek ,dilereng gunung tepatnuya di natah kulon ,saya berada disana beberapa hari dan saya kenal sama orang-orang sana
Namanya:
-joko
-arif
-alim
-anto

saya kenal dengan orang-orang itu malah diajak kepuncak gunung perjalananpun sangat jauhdan terjal bekalpun semakain menipis akhirnya saya menemukan gubug dan saya berteduh sebentar ada air dalam aqua akhirnya saya dan temen-temen meminumnya bergilirang ,kemudian meneruskan perjalanan,ditengah perjalananada seekor binatang buas ,oranga jawa memanggilnya (garangan)akhirnya saya kejar untuk mendapatkan seekor garangan tersebut itupun sia-sia .kami meneruskan aperjalanan untuk mencapai puncak pegunungan ,setelah sampai disana saya dan teman-teman membukaa bekal makanan.setelah selesai makan ,saya sambil menikmati udara segardi puncak pegunungan ,haripun menjelang sore kami mendirikan tenda untuk berteduh pada malam hari di tengah hutan dengan satu lilin .kemudian hari esok perjalanan pulang jam 7pagi ,badan terasa capek dan ngantuk .itu adalah kisah dan pengalaman saya pada waktu SMP yang tak terlupakan .

Selasa, 07 April 2009

Seorang kameramen

Sebenarnya apa saja sih yang harus dilakukan oleh seorang kameramen? Tak jauh berbeda dengan
gambaran yang kita punyai di otak kita saat membayangkan pekerjaan seorang kameramen. Hanya saja,
saat kita membayangkan, tentunya akan berbeda dengan orang yang menghadapi objek berita.
Tugas utama seorang kameramen tentunya adalah mengambil angle berita yang terbaik untuk
bisa disajikan sebagai suatu acara, baik untuk acara hiburan ataupun acara-acara yang lebih serius.

Dalam pengambilan gambar, dia juga ditemani oleh seorang reporter. Bersama dengan reporterlah
mereka akan mengejar berita yang telah ditentukan seorang koordinator liputan (korlip). Dalam waktu
sehari, seorang kameramen bisa meliput sekitar 3 macam berita, atau bahkan bisa lebih. Tergantung
porsi dan kewajiban yang dibebankan padanya.

Setelah pengambilan gambar, rekaman gambar yang didapatkan diberikan dan di-edit ulang untuk
ditayangkan di televisi. Tugas mengedit ini dilakukan oleh seorang editor. Meski terkadang,
tugas ini bisa saja dilakukan oleh kameramen itu sendiri bersama dengan reporter yang bersangkutan.

Jika Anda tertarik untuk menjadi seorang kameramen ini, modal pertama yang diperlukan adalah
keberanian Anda menghadapi segala macam kemungkinan. Kenapa demikian? Yah, coba saja Anda
bayangkan, jika Anda harus meliput kerusuhan, bukan tidak mungkin Anda sebagai kameramen
bisa “terkena” imbas dari kerusuhan tersebut.

Syarat-syarat yang lain misalnya tinggi minimal 170 cm, ini diperlukan untuk mengambil
angle gambar yang terbaik, jika menghadapi kerumunan. Biasanya juga seorang kameramen juga
berbadan tinggi besar. Tak mengherankan, karena tugasnya harus menenteng kamera dengan berat
sekitar 10 kg sambil berlari-lari, misalnya. Syarat mendasar lainnya adalah, tak memakai
kacamata. Tentu saja demikian, karena dalam mencari berita, jika seorang kameramen memakai
kacamata, akan sulit dalam mendapatkan objek yang ingin “ditangkap” oleh lensa kamera.
Tetapi tentunya persyaratan tersebut hanyalah persyaratan dasar saja.

Satu syarat lain adalah harus mempunyai sertifikat kameramen, yaitu sertifikat yang membuktikan
kalau orang tersebut bisa dan telah mampu mengoperasikan sebuah kamera. Meski demikian,
untuk saat permulaan calon kameramen juga memerlukan pelatihan yang biasanya memakan waktu
berbulan-bulan. Baru setelah itu, barulah ia bisa terjun sepenuhnya sebagai kameramen